Khalil al-Hayya, negosiasitor Hamas, dalam wawancara dengan The Associated Press, di Istanbul, Turki, Rabu 24 April 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Beberapa angka termasuk mengisi peran penting dalam keberhasilan yang disepakati gencatan senjata di jalur Gaza yang terjadi di Doha, Qatar, Rabu (15/1/2025) waktu setempat.
Salah satunya yakni pemimpin Hamas Khalil al-Hayya. Berita AP menulis, Kepala Biro Politik Hamas dan kepala negosiator kelompok perlawanan tersebut berada di Qatar tetapi tidak bertemu langsung dengan pejabat Israel atau Amerika Serikat. Al-Hayya berkomunikasi melalui mediator Mesir dan Qatar.
Perannya semakin penting setelah tentara Israel membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar di jalur Gaza. Sinwar, arsitek serangan 7 Oktober 2023, yakin mengarahkan sikap Hamas dalam negosiasi hingga kematian.
Meski demikian, sebelum dibunuhnya Yahya Sinwar, al-Hayya mengelola urusan kelompok para pejuang tersebut. Sikap Al-Hayya bahkan dianggap tidak terlalu keras dibandingkan Sinwar. Dia menjabat sebagai wakil Sinwar dan mengelola negosiasi gencatan senjata pada tahun 2014.
Dia adalah pejabat lama kelompok tersebut dan selamat dari serangan udara Israel yang menghancurkan rumahnya di Gaza pada tahun 2007 yang menyebabkan beberapa anggota keluarganya. Termasuk, istri dan tiga anaknya.
Dilaporkan dari laman ecfrKhalil al-Hayya lahir pada tahun 1960 di Gaza. Al-Hayya merupakan anggota Politbiro Hamas dan wakil kepala politbiro regional Hamas di Gaza sejak 2017. Ia mengepalai daftar grup ‘Yerussalem Adalah Janji Kami’ yang akan ikut serta dalam pemilu legislatif Mei 2021 yang kemudian dibatalkan.
Al-Hayya pernah menduduki beberapa jabatan di serikat mahasiswa dan pekerja. Dia terpilih menjadi anggota Dewan Legislatif Palestina (PLC) pada tahun 2006. Ia memainkan peran penting dalam negosiasi gencatan senjata dengan Israel selama perang Gaza tahun 2014.
Memuat…