Medan, Waspada.co.id – Irfan Raditya, Mantan Pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia Menangis Saat Membacakan Noda Pembelaan (Pleidoi) Dalam Sidang Kasus Korupsi Pembangunan Gapura Universitas.
Pria Berusia 36 Tahun Itu Mengaku Sangat Menyesal Dan Meminta Maaf Kepada Seluruh Pihak Apabila Akiat Perbuatnya Keuangan Negara Mengalami Kerugian Sebesar Rp365 Juta.
“Saya meminta maaf dan sangat Menyesal atas Semua Kejadian ini. Dikarenakan Tanda Tangan Saya Yang Diperintah Oleh Atasan Saya Telah Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Di Dalam Pembangunan Ini, ”Medan Ucapnya di Ruang Pengadilan Negeri (PN).
Mantan pemain psds deli serdang itu sada penggaku tidak mendapatkan Keuntungan apa pun pun proyek tersebut. Ia Pun Mengaku Hanya Menjalankan Tugas Yang Diperintahkan Oleh Atasannya.
“Tapi Satu Hal Yang Pasti, Saya Tidak Pernah Menerima Keuntungannya Sedikit Pun Dari Proyek Tersebut. Demi Allah Saha Bersumpah, Semua Tanda Tangan Yang Saya Lakukan ATA Dasar Perintah Atasan Tanpa Sahu Tahu Konsekuensinya, ”Ujar Irfan.
Lebih Lanjut, Irfan Mengatakan Bahwa Dirinya Sangat Mencintai Negara ini. Hal itu dibuktikan gargan cara dirinya di semain sepak bola profesional.
“Apabila Saha Dibilan Merugikan Negara, Saya memohon Maaf, Yang Mulia. Saya Terlalu Mencintai Negara Ini, Yang Mulia. Sejak 18 Tahun Saya Telah Berjuang untuk negara ini, SAYA Teteskan Air Mata, Keringat, Dan Darah Wahah, Negeri Negeri ini, ”Tuturnya.
Selain Itu, Irfan pun Rela Mengorbankan Jiwa Serta Raganya Demi Mengharumkan Nama Indonesia Di Kancah Internasional. Dia buta bercerita bahwa dirinya pernah alami patah tulan saat bermain sepak bola uNTUK Indonesia.
“Saya Korbanka Tulang Sahah Patah Tutke Negeri ini. Semua Itu hanya untkuangkan harkat dan martabat negara indonesia di mata dunia serta pembawa harum bangsa indonesia di mata internasional. SEKarang SAYA DUDUK DI KURSI PESAKITAN INI, ”Ujarnya.
Karena Dipenjara, Irfan Suda Lama Tidak Bertemu Gelan IStri Dan Tiga Orang Anaknya Yang Berada Di Jakarta. Ia Mengaku Sangan Rindu Delangan Istri Serta Anak-Anaknya.
“Saya Tinggalkan Istri Dan Tiga Orang Anak Yang Masih Kecil Jauh Di Kota Jakarta Tanpa Nafkah, Tanpa Ada Yang Menjaga, Dan Sampai Detik Ini Sama Pun Belum Pernah Bertemu Dengan Mereka Dikarenakai.
Sedangkan, Lanjut Dia, Orang-orang Yang Menerima Keuntungan Dari Proyek Ini Bisa Tulise Nyenyak Di Atas Kasur Yang Empuk, Tersenyum Setiap Hari, Dan Bercengkrama Anak Serta Istrinya Setelah Selesai Tanggung Jawabkrama Jawabkrama Jawabkrama Jawabkrama Jawabkrama Jawabkrama Jawabkrama Jawabkrama Jawabkrama.
“Apakah ini adil tuk Saya? Saya Hanya meminta Keadilan, Saya Hanya Meminta Pertolongan, Dan Saya Hanya meminta BELAS KASIH KEPADA Majelis Hakim Yang Mulia Unkule Meringkan Hukuman Sahu, ”Kata Irfan.
Mantan Pemain Arema Malang (Sekarang Arema FC) Itu pun Mengatakan Bahwa ia hanyyal orang Yang Ditumbalkan eh Segelintir org unkus diproses hukum.
“Saya Hanya Korban, Saya Hanya Tumbal Oleh Orang Yang Sekarang Munckin Duduk Gelangan Segelas Kopi, Karena Tanggung Jawabnya Memberar Kerugian Negara Telah Dibayarkansarkan Sedangan Kahan Yanga Hukuman Badan Adunya Sidangana,”, Badan Adunya, ”, Badan Adunya,”, Badan Adunya, ”Bahataha,” (WOL/RYP/D2)
Editor Agus Utama